Pada Kamis, 20 Maret 2024 lalu, suasana ceria dan penuh keberkahan terasa di halaman TK TPI Nurul Huda, saat anak-anak mengikuti kegiatan Parade Tartil dan Tahfidz Al-Qur’an. Acara ini menjadi momentum istimewa karena juga menjadi ajang perkenalan Metode Jibril, sebuah metode baca Al-Qur’an yang ramah anak dan menyenangkan, yang digagas oleh Ustadzah Dra. Nuraini Almascatty dan Ustadzah Hijriatun, S.Pd. dari Pesantren Mahasiswa FIRDAUS Malang.
Apa itu Metode Jibril?
Metode Jibril adalah metode pembelajaran baca Al-Qur’an yang disusun secara sistematis dan aplikatif, mengadaptasi pendekatan talaqqi (belajar langsung dari guru) yang dahulu dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan penekanan pada tartil (membaca perlahan dan benar) serta tajwid, metode ini dikembangkan agar mudah dipahami oleh anak-anak maupun pemula, serta memudahkan mereka dalam melanjutkan ke tahap tahfidz (menghafal).
Parade Tartil dan Tahfidz: Antusias dan Haru
Anak-anak TK TPI Nurul Huda menunjukkan antusiasme luar biasa dalam mengikuti parade. Mereka tampil satu per satu melafalkan ayat-ayat pendek dengan bacaan tartil yang merdu, disambut dengan senyum bangga para orang tua dan guru.
Selain sebagai ajang menampilkan kemampuan membaca dan menghafal, parade ini juga menjadi bagian dari pembentukan karakter anak sejak dini — mencintai Al-Qur’an, disiplin, percaya diri, dan terbiasa tampil di depan umum.

Dukungan dan Harapan
Dalam sambutannya, perwakilan dari tim Metode Jibril menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini adalah bagian dari komitmen untuk menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an sejak usia dini. Mereka juga berharap Metode Jibril bisa terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai lembaga pendidikan Islam lainnya.
“Kami menyusun metode ini agar anak-anak belajar Al-Qur’an dengan gembira, tidak merasa terbebani, tetapi tetap sesuai dengan kaidah tajwid dan tartil yang benar,” ujar Ustadzah Hijriatun, salah satu penggagas metode.
Penutup
Dengan kegiatan Parade Tartil dan Tahfidz ini, Metode Jibril memperlihatkan efektivitasnya dalam membentuk generasi Qur’ani yang mencintai kalam Allah sejak usia dini. Semoga upaya ini menjadi bagian dari ikhtiar melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual.
Komentar Terbaru